Sabtu, 17 Juli 2010

Di Garis Wajahmu

:isti

Di garis wajahmu tertulis kisah hidupku. Berlarian tak berarah. Lintasi beribu pertanyaan. Penjarahkan aku akan harapan.

Dulu waktu pertama memandang. Aku melihat cahaya menghangatkan: aku sedang kesepian.

Tertinggal harapan rapuh atas kepergiaan. Ziara tak pernah pulang. Bahkan menengok kampung halaman. Kini telah menua. Hampir saja melemah.

Aku masih berdiri walau kenangan telah mati. Menyirami dengan ketulusan. Sedang kau berziarah ke rumah Tuhan. Atas namaNya kau bentengi perbedaan.

Hampiri mimpi terjagaku. Wajahmu tak pernah hilang. Kau telah hapus dengan kerudung besarmu. Menutup masa lalu. Tuhan ada padamu. Begitu ujarmu.

Berdiriku di lintasan tunggu.
Tak enggan mati.
Menatap hari.
Serupa belati.
:aku ingin membunuh Tuhan di garis wajahmu.

Malang, April 2009

Tidak ada komentar: