Rabu, 14 Juli 2010

kun

dari pepohonan
terselip cahaya
berpendar-pendar
membelah dedahanan
dari muasal kata
kehendak merabah.

mencipta kegoyahan
bila tak dapat peluk sinarnya

hanya kekosongan
akan dekati raga

tak ada yang indah
selain kemilaunya

tertangkap batin
menjelma kesempurnaan daya

mengenali kulit ari dan getah
melekat pada dada.

satu, dua, nama terbaca
dalam kenang muasal ada.

api dan tanah bergelora
mengikatnya dari kehampaan
memasak menjadi kisah.

tiupan angin
belaian dedaunan
bergesek-gesekan ranting
patah jatuh menimpa wajah

kun,
mata terbuka
terlihat nyata
roh dan jasad
berkelana menelusup
belantara kata-kata

malang, 2010

Tidak ada komentar: