dari pepohonan
terselip cahaya
berpendar-pendar
membelah dedahanan
dari muasal kata
kehendak merabah.
mencipta kegoyahan
bila tak dapat peluk sinarnya
hanya kekosongan
akan dekati raga
tak ada yang indah
selain kemilaunya
tertangkap batin
menjelma kesempurnaan daya
mengenali kulit ari dan getah
melekat pada dada.
satu, dua, nama terbaca
dalam kenang muasal ada.
api dan tanah bergelora
mengikatnya dari kehampaan
memasak menjadi kisah.
tiupan angin
belaian dedaunan
bergesek-gesekan ranting
patah jatuh menimpa wajah
kun,
mata terbuka
terlihat nyata
terselip cahaya
berpendar-pendar
membelah dedahanan
dari muasal kata
kehendak merabah.
mencipta kegoyahan
bila tak dapat peluk sinarnya
hanya kekosongan
akan dekati raga
tak ada yang indah
selain kemilaunya
tertangkap batin
menjelma kesempurnaan daya
mengenali kulit ari dan getah
melekat pada dada.
satu, dua, nama terbaca
dalam kenang muasal ada.
api dan tanah bergelora
mengikatnya dari kehampaan
memasak menjadi kisah.
tiupan angin
belaian dedaunan
bergesek-gesekan ranting
patah jatuh menimpa wajah
kun,
mata terbuka
terlihat nyata
roh dan jasad
berkelana menelusup
belantara kata-kata
malang, 2010
berkelana menelusup
belantara kata-kata
malang, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar